Sabtu, 10 Januari 2015

Tembang Macapat Pangkur

Tembang Macapat Pangkur


Pangkur
Raja onggu panremanna
Tanenmanna pon a nglebbi’I oreng
Oreng se mratane lebur
Klamon cokop landhu’na
Buwana ba’ lebba’ ka’ bungka’enna dhuluk
Nyaman bai long polongan
Panyeramanna la mare
Terjemahannya :
(Besar sekali rasa syukurnya, tanamannya sudah setinggi orang, orang yang merawat gembira, jika sudah cukup mencangkulnya, buahnya lebat sampai pohonnya meliuk, jika butuh tinggal mengambil, sebelumnya setiap saat di siram).
Perak-peral mare pasa
Tello polo are nakso e karengkeng
Tabu’ lapar nante’ bakto
Ta’ kenneng sarombanna
Pangaterro maste ngala ban atellok
Da’ ka atoranna pasa
Buka saor se epantje
(Asmoro, 1950 :19)

Terjemahannya :
(Gembira sekali setelah selesai puasa, tiga puluh nafsu ter-penjara, perut lapar menanti waktu buka, tidak bisa sembarangan, keinginan harus kalah oleh ketentuan, dan aturannya puasa, berbuka dan sahur sesuai waktu).
Tembang  Pangkor ini biasanya dipakai untuk mengungkap hal-hal yang bersifat keras, seperti kemarahan, perkelahian dan perang. Meskipun tembang Pangkor identik dengan nuansa heroic, namun banyak diantara-nya memberikan gambaran yang lugas dan gamblang tentang kekerdilan manusia dihadapan Sang Pencipta.
Selain itu, tembang ini menyiratkan satu sisi lain tentang nilai-nilai kebahagiaan yang luar biasa pada diri manusia. Kebahagiaan tersebut dicapai karena keberhasilan menjalankan  perintah-Nya. Yaitu sebuah perintah untuk menahan hawa nafsu, membersihkan hati, jiwa dan pikiran serta berbuat jujur. Kewajiban menjalankan perintah-Nya, selama sebulan penuh di bulan Ramadan yang penuh berkah.
Puasa merupakan cerminan hubungan yang paling dekat dan langsung antara manusia dengan  Sang Khalik. Hal  itu disebabkan seseorang yang sedang ber-puasa dituntut jujur terhadap diri sendiri, tidak berbohong,  taat serta berbuat baik. Akibat yang paling mencengangkan dan menakjubkan dari orang yang ber-puasa adalah intropeksi diri. Dengan melakukan intropeksi diri,  seseorang akan mampu untuk selalu jujur pada diri sendiri, orang lain dan jujur pada Tuhan-Nya.
Selain itu, syair-syair yang diguratkan dalam tembang Pangkor menyiratkan tentang perlunya manusia menjaga serta merawat lingkungannya. Dengan perawatan yang baik, maka semua yang ada di permukaan bumi ini memberikan keuntungan dan bermanfaat bagi manusia. Dari gambaran diatas dapatlah dikatakan bahwa manusia sangat bergantung kepada makhluk lainnya, sehingga keseimbangan dan ekosistem  alam akan terjaga apabila manusia berlaku arif dan bijaksana ketika mengelola kekayaan yang diciptakanNya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting