Tembang Macapat Megatruh
Megatruh
Pojur onggu reng se kateban Wahyu
Enggi se olle pamanggi
Parkara se sanget parlo
Da’ bangsa amanfaadi
Asmana kodu epondjung
(Sungguh
beruntung orang yang mendapat Wahyu, yaitu yang mendapatkan penerangan
lahir bathin, urusan yang sangat perlu, dalam kehidupan sangat
bermanfaat, namanya haruslah dijunjung tinggi).
Tembang
ini biasanya dipakai untuk melukiskan perasaan kecewa ataupun kesedihan
yang mendalam. Makna yang terkandung dalam syair-syairnya, selain
melukiskan perasaan kecewa dan kesedihan mendalam, tembang ini
menggambarkan secara jelas dan gamblang tentang ketergantungan manusia
dengan Sang Pencipta. Karena sifat Maha dari Allah, maka manusia
mendapat uluran kasih sayang-Nya, limpahan anugerah yang melimpah
ruah, karunia serta Rahmat-Nya.
Selain
itu tembang Megatruh mengabarkan tentang manusia-manusia pilihan
(utusan) Allah SWT yang telah diturunkan ke bumi untuk menjadi figur
teladan dan panutan. Para Nabi dan Rasul merupakan utusan yang mempunyai
kedudukan sangat tinggi. Hal itu disebabkan, para utusan Allah
merupakan pembawa pesan serta ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan
oleh manusia. Kewajiban untuk melaksanakan semua ketentuan-ketentuan
Allah dan utusan-Nya, tidak boleh ditawar-tawar sebagai wujud totalitas
ketergantungan manusia pada Khalid-Nya.
Di
sisi lain, secara khusus tembang ini menyiratkan tentang keberuntungan
manusia yang mendapatkan anugerah serta hidayah dari Allah SWT. Hidayah
tersebut berupa keterbukaan pintu hati dalam menerima kehadiran Allah
dalam bentuk utuh dalam jiwanya. Dengan demikian, sosok individu itu
akan mampu meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan-nya. Dengan
keimanan dan ketakwaan yang tinggi, maka manusia tersebut akan mampu
meng-implementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
0 komentar:
Posting Komentar