Senin, 12 Januari 2015

Tembang Macapat Dhandanggula

Tembang Macapat Dhandanggula


Dhandanggula
Lamon sedha ngadek rato radin
Sentosa’a neggu ka adillan
Aseya dha’ bala kene’
Ja’ lebur dha’ panggunggung
Ajja’ pesan a pele kase
Ja’ baji’ dha reng juba’
Pan jurgaepon
Soppeya mare juba’na
Ban ja’ nyeya dha’ reng nestha ban mesken
Maka sedha bellasa (Asmoro. 1991  )
(Jika sudah berani menjadi pemimpin, pegang rasa keadilan dan buat sentosa, jangan suka pekerjaab kecil, dan jangan suka mendapat pujian, jangan sekali-kali pilih kasih, janganlah benci pada orang jelek/bodoh, supaya cepat selesai kejelekannya, dan jangan menyia-nyiakan orang nestapa dan miskin, kalau bisa kasihani).
Oreng odhi’ neng e dunnya mangken
Ngagaliya dha’ kabajibanna, onenga se nyama odhi’
emota dha’ sal osol, Asallepon odhi’na dibi’
Odhi’na du parkara, Saparkaraepon
Odhi’ epon badan kasar, badan alos enggi sokma enyamae
Moga ekagaliya, badan kasar badan alos enggi
Sadajana buto ka teddha’an, sareng angguy se e sae, se raja gunaepon
Se faeda amanfaate,
Banne angguy teddha’an
Se parsasat racon, Se oneng daddi lantaran
Rosakkepon badan kasar alos pole
Se kasebbut e adha’
(Orang hidup dalam dunia sekarang, dipikirkan apa kewajibannya, tahunya cuma hidup, ingat asal-usulnya, asalnya hidup sendiri, hidup ada dua perkara, perkara pertama, kehidupan badan kasar (tubuh) dan badan halus yaitu jiwanya, semoga direnungkan, badan kasar (tubuh) dan badan halus (jiwa), semuanya butuh makanan, yang dapat dipakai untuk kebaikan, yang besar manfaatnya, bukan makanan yang dapat membawa kejelekan, yang dapat menjadi lantaran, rusaknya badan kasar dan badan halus, seperti yang disebutkan di atas).
Tembang ini mempunyai maksud dan sebuah pengharapan tentang  sesuatu dengan tujuan akhir mencapai  kebaikan. Tembang Macopat ini biasanya dipakai untuk mengungkapkan perasaan suka cita atau pun ketika mencapai sebuah kemenangan. Ada pun rasa suka cita dalam tembang Artate (Dhandanggula), adalah rasa suka cita yang berlandaskan nilai-nilai tinggi ilahiyah. Bagaimana tidak ? sebagai makhluk ciptaan yang paling sempurna, manusia dikaruniai kecerdasan akal, kecerdasan emosional maupun kecerdasan spiritual dalam upaya mengenali serta mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Melalui kecerdasan akalnya, manusia dapat memilih dan memilah kebutuhan hidup, baik yang bersifat material maupun spiritual.
Untuk bertahan dan melangsungkan kehidupannya, manusia memerlukan makanan. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan inilah, manusia diingatkan supaya berhati-hati, teliti, dan cermat agar makanan yang akan menjadi penopang kehidupannya tidak tercampur dengan makanan yang dihasilkan dari pekerjaan yang nista dan haram. Tembang ini mengingatkan agar manusia bekerja dengan tekun, rajin dan jujur, sehingga hasil yang dicapai akan menghasilkan rejeki yang halal. Rejeki halal tersebut akan  menjadi makanan yang berguna dan bermanfaat  bagi perkembangan jiwa maupun pertumbuhannya.
Di sisi lain, jiwa (roh) yang bersemayan dalam tubuh manusia  juga memerlukan makanan. Adapun makanan yang dibutuhkan oleh jiwa adalah keimanan dan ketakwaan, yaitu dengan jalan senantiasa menjalankan amal kebajikan. Dengan demikian, baik tubuh dan jiwa merupakan satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan dalam mengemban tugas sebagai makhluk ciptaan-Nya.
Tembang ini juga menyiratkan sebuah pesan tentang keberadaan manusia sebagai seorang pemimpin. Karena pada hakekatnya setiap manusia adalah pemimpin, tapi bagaimanakah figur dan sosok pemimpin sejati ?  Bait-bait tembang ini memberikan nasehat, bahwa seorang pemimpin haruslah adil, terbuka, jujur dan penuh kasih sayang. Rasa keadilan tersebut harus diterapkan terutama pada sesama manusia yang berada dalam posisi lemah, miskin dan serba kekurangan. Disamping itu, figur pemimpin dapat dilihat dari kemampuannya dalam menata diri, mawas diri, mampu menahan ambisi pribadi serta mendahulukan  kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Makna suka cita dan kemenangan yang tersirat dalam tembang Artate (Dhandanggula), adalah kemenangan besar manusia melawan diri sendiri. Baik sebagai makhluk individu, makhluk sosial maupun sebagai makhluk ciptaan-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting