Jumat, 09 Januari 2015

Tembang Macapat Asmaradhana

 Tembang Macapat Asmaradhana




Asmaradhana
Dhu tang ana’ reng se raddin, se ganteng pole parjuga
spopre enga’ ba’na kabbi.ja’ odhi’ badha  neng dunnya
kodu ba’na enga’a, sabban are korang omor, sajan abid sajan korang.
Sabellun dhapa’ ka janji, la mara pong-pong sateya
bannya’-bannya’ pangabekte, alakowa parentana, jauwi laranganna
Guste Allah Maha Agung, ngobasane alam dunnya.
Dhu tang ana’ estowagi, asareya kabecce’anmenangka sangona odhi’.
Neng dunnya coma sakejje’, omor ta’ asomaja, tako’ dhapa’ dha’ ka omor
abali ngadep dha’ Allah

Terjemahannya :
(Duh, anak-anak yang cantik, yang bagus dan gagah, supaya kamu ingat semua, hidup ada di dunia, harus kamu perhatikan, setiap hari umur berkurang, tambah lama tambah berkurang. Sebelum sampai ke janji, ayu kerjakan sekarang juga, banyak-banyak berbakti, kerjakan perintah Tuhan, jauhi larangan Tuhan, Gusti Allah Maha Agung, menguasai alam dunia. Duh anak yang mendapat restu, carilah kebajikan, sebagai bekal hidup, takut sampai kebatasnya umur, kembali menghadap Allah).

 Asmaradhana
O, Alla se Maha Socce, Pangeranna alam dunnya,
Ngera-ngera pon ta’ oneng, Ran-maheran paparengnga, Se badha neng e jagat,   Mecem-macem jutan ebun, hawa aeng apoy tana.
Akadi bintang e elangnge’, Gunggungnga sera onengnga
Nyo’on maaf langjkong sae
Opama badha atanya, mara kagali tretan
Pera’, emas menya’ lantong, tatombuwan ka’bungka’an
Durin salak jeruk manggis
Dha’-tedha’an manca barna
jaran macan juko’ rengnge’
Lantaran dhari bannya’na
Lerressa ta’ bangal tanggung
Ressem lecek lamon mongkat.                             
(Anggoyudo, 1983 :   )

Terjemahannya :
(Allah Yang Maha Suci, penguasa alam dunia, diperkirakan jumlahnya tidak tahu, sangat mengherankan pemberiannya yang ada di dunia, beribu-ribu, berjuta, udara, air, api dan tanah. Seperti bintang di langit, besarnya siapa yang tahu, minta maaf lebih baik, sekiranya ada yang tanya, ayo pikirkan saudara, perak, emas, minyak, pepohonan dan tumbuh-tumbuhan lainnya. Buah durian, salak, jeruk, manggis, buat makanan beraneka warna, macan, kuda, ikan sampai nyamuk, tak sanggup menghitung, sebenarnya tidak berani menanggung, karena banyaknya ciptaan).
Asmaradhana atau Kasmaran (Madura), berarti suka, kasengsem (jatuh cinta). Tembang ini biasanya digunakan untuk menggambarkan perasaan cinta ataupun rasa sedih. Selain itu juga memberikan gambaran rasa senang, bahagia, tidak ada pikiran susah dan senantiasa berada dalam kondisi gembira.
Walaupun tembang Kasmaran senantiasa menyiratkan aroma kegembiraan dan kebahagiaan, tembang ini juga memberikan gambaran utuh tentang kewajiban manusia terhadap sesama manusia ataupun kewajiban manusia terhadap Khalik-Nya. Dalam arti manusia harus seimbang dan selaras dalam menata hubungan, baik secara vertikal maupun secara horizontal.
Tembang ini mengingatkan betapa pentingnya tali silaturahmi ditautkan. Saling menyapa, saling berkunjung, saling membantu terhadap tetangga ataupun sanak saudara. Menyambung tali silaturahmi merupakan ungkapan perasaan kasih sayang dan akan memberikan dampak kegembiraan serta kebahagiaan terhadap sesama manusia.
Salah satu sifat manusia adalah senantiasa berbuat khilaf dan lalai. Dalam syair-syairnya, tembang Kasmaran mengingatkan tentang kewajiban manusia terhadap Sang Pencipta. Segala keindahan perhiasan yang ada di dunia ini, jangan sampai memalingkan manusia dari Sang Pencipta. Kewajiban manusia yang utama adalah beribadah kepada-Nya. Untuk itulah manusia senantiasa diajak  berbuat kebajikan, menjauhkan diri dari perbuatan  hina, keji, khianat dan mungkar. Di samping itu juga diingatkan tentang  batas umur yang dikaruniakan oleh-Nya, jangan sampai terbang percuma dan sia-sia. Karena kehidupan manusia ibarat berada di persimpangan untuk menuju kehidupan yang lebih hakiki dan abadi.
Di sisi lain tembang Kasmaran menyiratkan kebesaran alam ciptaan-Nya. Dengan sifat Rahman dan Rahim-Nya, seluruh alam semesta dan semua penghuni yang ada di bumi, mulai  tumbuh-tumbuhan, hewan darat maupun hewan  laut ditundukkan serta diperuntukkan  oleh Sang Maha Pencipta kepada  umat manusia. Melalui tembang ini manusia diingatkan untuk senantiasa bersyukur atas  kenikmatan yang demikian besar. Selain mensyukuri nikmat-Nya, manusia diingatkan untuk memikirkan kebesaran Sang Pencipta dalam upaya mempertebal iman sebagai bekal  beribadah dan mengabdi hanya kepada-Nya.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting