Jumat, 01 Mei 2015

Patung Lembu sura dan kisah mistis seputar meletusnya gunung kelud

Patung Lembu sura dan kisah mistis seputar meletusnya gunung kelud



Gambar diatas merupakan personifikasi lembu sura dalam legenda gunung kelud. Menurut beberapa informasi Patung dari semen diatas dibuat sekitàr tahun 80an oleh mahasiswa yang sedang KKN dan lokasi patung ada di gandusari, Blitar. Selepas gunung kelud meletus 3 minggu silam obrolan-obrolan hangat mengenai penampakan lembu sura dan kejadian-kejadian aneh seakan tak habis menjadi bahan-bahan obrolan di warung-warung kopi terutama sekitaran gunung kelud sendiri.
Beberapa obrolan yang sedang hangat dibicarakan sekitar warga kelud yakni :
  • Mengenai patung lembu sura diatas sebenarnya sudah ada sejak lama tahun 1980an namun isu yang berkembang ditemukan satu lagi secara tiba-tiba pasca kelud meletus di sekitaran aliran lahar. Sebenarnya menurut beberapa sesepuh sekitar kelud adalah hal yang tabu alias pantangan menggunjingkan patung lembu sura saat atau pasca kelud meletus.
  • Menurut legendanya, letusan Gunung Kelud yang keberapa gitu (lupa) lembu sora keluar dari kuburnya. Letusan Pebruari 2014 kemarin ada yang lihat penampakan lembu sura deket gunung gedang persis sebelahnya gunung kelud. Terutama yang sering lihat penampakan ini adalah warga Sepawon.
  • Penampakan lembu sura di Sepawon dan Nglegok inilah yang membuat daerah tersebut tidak separah letusan sebelumnya yang katanya material dan abu vulkanik ke tiup lembu sura ke arah kediri.
  • Ada yang melihat juga awannya kemarin berbentuk kepala lembu dengan dua tanduknya dari utara berbelok ke barat menuju ngayukjokarto. Karena dinilai Jogja turut membantu kediri untuk ‘merebut’ gunung kelud dari blitar.
  • Ketika kelud meletus dilarang senter-senter atau bermain senter mengarahkan ke gunung kelud. Gak tahu alasannya tetapi kang sugi (sugimasihada.com) punya pengalaman tidak mengenakkan waktu kecil. “Ngertine mung ra oleh senter2 pas gunung kelud meletus, soale pernah dulu diilokno temenan karo mbah kakung trus dengan tiba2 petir nyambar batang pohon kelapa pas diakarnya yg ada disebelah tempat sembunyi.”
  • Banyak yang bilang sebelum meletus kisaran jam 9-an, ada sekelebat sepasang sinar yang bertarung dari timur menuju barat dan ketimur lagi. Kejadian ini persis ketika kelud mau meletus tahun 2007 silam.

Minggu, 26 April 2015

Mitos yang Masih di Percayai oleh Orang Jawa

Mitos yang Masih di Percayai oleh Orang Jawa

 Jaman yang telah memasuki era teknologi yang super canggih ini ternyata tidak dapat lumpuhkan Budaya dari orang Jawa. Terutama apabila ada kejadian yang berlangsung secara konstan, kondisi tersebut tidak bisa diabaikan saja, karena sudah banyak kejadian yang ternyata membawa dampak yang besar pada manusia.
Sebagian orang mengatakan mitos ini hanyalah sesuatu yang dianggap berhubungan dengan magis, namun disini saya tidak membahas apakah mitos Jawa ini benar atau tidak, musyrik atau tidak. Bahasan kali ini hanyalah sekedar informasi dan mitos yang berkembang di kehidupan kita sehari-hari.

01. Burung Pipit Terus Berkicau
Burung pipit atau disebut juga burung prenjak adalah cara unik untuk mengetahui kehadiran seorang tamu. Saat tamu akan datang burung akan terus-menerus berkicau di rumah. Namun, ada beberapa arti yang hendak disampaikan dari si burung.

Apabila si burung bertengger di depan atau sisi kanan rumah, tandanya si tamu akan membawa berita baik dan kebaikan, namun lain halnya jika si burung bertengger di belakang atau sisi kiri rumah, tandanya si tamu akan membawa kabar buruk atau malapetaka.

02. Kupu-kupu Masuk ke Rumah
Mitos ini hampir sama seperti burung pipit, apabila kupu-kupu masuk ke dalam rumah dan berputar-putar bahkan hinggap, tandanya rumah tersebut akan kedatangan tamu dan jika kupu hinggap di badan salah satu anggota keluarga, maka yang datang adalah orang dekat.

03. Burung gagak Terbang Berputar di atas Rumah
Orang jawa sangat percaya bahwa burung gagak adalah burung yang selalu dikaitkan dengan hal-hal mistis. Apabila ia terbang berputar-putar di atas rumah seseorang, maka dapat dipastikan akan ada penghuni rumah yang meninggal.

04. Ayam Berkokok Sore Hari atau Tengah Malam
Orang tua dahulu percaya, bahwa apabila ada ayam jantan yang berkokok sore hari atau tengah malam, maka akan datang wabah penyakit atau gangguan makhluk halus. Hal ini ternyata masih dipercayai sampai sekarang.

05. Menabrak Kucing dapat Celaka
Orang jawa percaya bahwa apabila saat sedang berkendara dan anda menabrak kucing, maka ini adalah sebuah peringatan supaya berhati-hati karena Anda bisa celaka.

06. Anak Perempuan Dilarang Duduk di Pintu
Konon, menurut budaya orang Jawa, apabila ada anak perempuan duduk di pintu (di bawah palang pintu), maka ia akan jauh dari jodoh, budaya ini masih begitu kental hingga sekarang.

07. Dilarang Foto Bertiga
Pernah mendengar larangan foto bertiga? Ya, kabarnya apabila mitos ini dilanggar, maka orang yang berfoto di tengah akan meninggal. Namun ini masih tidak tahu kebenarannya.

08. Tidak Boleh Sering Menangis Saat Hamil
Orang jawa percaya apabila sering menangis atau bersedih saat hamil, maka anak yang dilahirkan akan cengeng dan seringkali menangis. Untuk itu, para orang tua selalu mengingatkan agar saat hamil, seorang ibu tidak boleh cengeng.

09. Jangan Menggigit Bibir Bagian Bawah
Menggigit bibir bagian bawah adalah kebiasaan yang buruk dan dilarang oleh para tetua. Menurut mitos Jawa, apabila sering menggigit bibir bagian bawah, maka akan bernasib buruk atau rejeki akan seret.

10. Jangan Bersiul di Sore atau Malam Hari
Pernah dengar larangan nenek saat Anda sering bersiul di waktu anak-anak dulu? Konon, apabila sering bersiul saat sore atau malam hari, maka tandanya mengundang makhluk halus. Nah, apabila sudah datang, maka ia akan membalas siulan Anda.

Bagaimana menurut Anda Sahabat? Percaya atau tidak? semua mitos tersebut kembali lagi pada Anda yang pernah mendengar dan menjalaninya.

Rabu, 15 April 2015

Kanjeng Ratu Kidul dalam Masyarakat Jawa

 Kanjeng Ratu Kidul dalam Masyarakat Jawa




Kanjeng Ratu Kidul = Dewi Srengenge 
Di suatu masa, hiduplah seorang putri cantik bernama Kadita. Karena kecantikannya, ia pun dipanggil Dewi Srengenge yang berarti matahari yang indah. Dewi Srengenge adalah anak dari Raja Munding Wangi. Meskipun sang raja mempunyai seorang putri yang cantik, ia selalu bersedih karena sebenarnya ia selalu berharap mempunyai anak laki-laki. Raja pun kemudian menikah dengan Dewi Mutiara, dan mendapatkan putra dari perkawinan tersebut. Maka, bahagialah sang raja. 
Dewi Mutiara ingin agar kelak putranya itu menjadi raja, dan ia pun berusaha agar keinginannya itu terwujud. Kemudian Dewi Mutiara datang menghadap raja, dan meminta agar sang raja menyuruh putrinya pergi dari istana. Sudah tentu raja menolak. “Sangat menggelikan. Saya tidak akan membiarkan siapapun yang ingin bertindak kasar pada putriku”, kata Raja Munding Wangi. Mendengar jawaban itu, Dewi Mutiara pun tersenyum dan berkata manis sampai raja tidak marah lagi kepadanya. Tapi walaupun demikian, dia tetap berniat mewujudkan keinginannya itu.
Pada pagi harinya, sebelum matahari terbit, Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk memanggil seorang dukun. Dia ingin sang dukun mengutuk Kadita, anak tirinya. “Aku ingin tubuhnya yang cantik penuh dengan kudis dan gatal-gatal. Bila engkau berhasil, maka aku akan memberikan suatu imbalan yang tak pernah kau bayangkan sebelumnya.” Sang dukun menuruti perintah Sang Ratu. Pada malam harinya, tubuh Kadita telah dipenuhi dengan kudis dan gatal-gatal. Ketika dia terbangun, dia menyadari tubuhnya berbau busuk dan dipenuhi dengan bisul. Puteri yang cantik itu pun menangis dan tak tahu harus berbuat apa.
Ketika Raja mendengar kabar itu, beliau menjadi sangat sedih dan mengundang banyak tabib untuk menyembuhkan penyakit putrinya. Beliau sadar bahwa penyakit putrinya itu tidak wajar, seseorang pasti telah mengutuk atau mengguna-gunainya. Masalah pun menjadi semakin rumit ketika Ratu Dewi Mutiara memaksanya untuk mengusir puterinya. “Puterimu akan mendatangkan kesialan bagi seluruh negeri,” kata Dewi Mutiara. Karena Raja tidak menginginkan puterinya menjadi gunjingan di seluruh negeri, akhirnya beliau terpaksa menyetujui usul Ratu Mutiara untuk mengirim putrinya ke luar dari negeri itu.
Puteri yang malang itu pun pergi sendirian, tanpa tahu kemana harus pergi. Dia hampir tidak dapat menangis lagi. Dia memang memiliki hati yang mulia. Dia tidak menyimpan dendam kepada ibu tirinya, malahan ia selalu meminta agar Tuhan mendampinginya dalam menanggung penderitaan.. 
Hampir tujuh hari dan tujuh malam dia berjalan sampai akhirnya tiba di Samudera Selatan. Dia memandang samudera itu. Airnya bersih dan jernih, tidak seperti samudera lainnya yang airnya biru atau hijau. Dia melompat ke dalam air dan berenang. Tiba-tiba, ketika air Samudera Selatan itu menyentuh kulitnya, mukjizat terjadi. Bisulnya lenyap dan tak ada tanda-tanda bahwa dia pernah kudisan atau gatal-gatal. Malahan, dia menjadi lebih cantik daripada sebelumnya. Bukan hanya itu, kini dia memiliki kuasa untuk memerintah seisi Samudera Selatan. Kini ia menjadi seorang peri yang disebut Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Samudera Selatan yang hidup selamanya.

Kanjeng Ratu Kidul = Ratna Suwinda
Tersebut dalam Babad Tanah Jawi (abad ke-19), seorang pangeran dari Kerajaan Pajajaran, Joko Suruh, bertemu dengan seorang pertapa yang memerintahkan agar dia menemukan Kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Karena sang pertapa adalah seorang wanita muda yang cantik, Joko Suruh pun jatuh cinta kepadanya. Tapi sang pertapa yang ternyata merupakan bibi dari Joko Suruh, bernama Ratna Suwida, menolak cintanya. Ketika muda, Ratna Suwida mengasingkan diri untuk bertapa di sebuah bukit. Kemudian ia pergi ke pantai selatan Jawa dan menjadi penguasa spiritual di sana. Ia berkata kepada pangeran, jika keturunan pangeran menjadi penguasa di kerajaan yang terletak di dekat Gunung Merapi, ia akan menikahi seluruh penguasa secara bergantian.
Generasi selanjutnya, Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram Ke-2, mengasingkan diri ke Pantai Selatan, untuk mengumpulkan seluruh energinya, dalam upaya mempersiapkan kampanye militer melawan kerajaan utara. Meditasinya menarik perhatian Kanjeng Ratu Kidul dan dia berjanji untuk membantunya. Selama tiga hari dan tiga malam dia mempelajari rahasia perang dan pemerintahan, dan intrik-intrik cinta di istana bawah airnya, hingga akhirnya muncul dari Laut Parangkusumo, kini Yogyakarta Selatan. Sejak saat itu, Ratu Kidul dilaporkan berhubungan erat dengan keturunan Senopati yang berkuasa, dan sesajian dipersembahkan untuknya di tempat ini setiap tahun melalui perwakilan istana Solo dan Yogyakarta.
Begitulah dua buah kisah atau legenda mengenai Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan. Versi pertama diambil dari buku Cerita Rakyat dari Yogyakarta dan versi yang kedua terdapat dalam Babad Tanah Jawi. Kedua cerita tersebut memang berbeda, tapi anda jangan bingung. Anda tidak perlu pusing memilih, mana dari keduanya yang paling benar. Cerita-cerita di atas hanyalah sebuah pengatar bagi tulisan selanjutnya. 

Kanjeng Ratu Kidul dan Keraton Yogyakarta
Percayakah anda dengan cerita tentang Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan? Sebagian dari anda mungkin akan berkata TIDAK. Tapi coba tanyakan kepada mereka yang hidup dalam zaman atau lingkungan Keraton Yogyakarta. Mereka yakin dengan kebenaran cerita ini. Kebenaran akan cerita Kanjeng Ratu Kidul memang masih tetap menjadi polemik. Tapi terlepas dari polemik tersebut, ada sebuah fenomena yang nyata, bahwa mitos Ratu Kidul memang memiliki relevansi dengan eksistensi Keraton Yogyakarta. Hubungan antara Kanjeng Ratu Kidul dengan Keraton Yogyakarta paling tidak tercantum dalam Babad Tanah Jawi (cerita tentang kanjeng Ratu Kidul di atas, versi kedua). Hubungan seperti apa yang terjalin di antara keduanya?
Y. Argo Twikromo dalam bukunya berjudul Ratu Kidul menyebutkan bahwa masyarakat adalah sebuah komunitas tradisi yang mementingkan keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan hidup. Karena hidup ini tidak terlepas dari lingkungan alam sekitar, maka memfungsikan dan memaknai lingkungan alam sangat penting dilakukan. 
Sebagai sebuah hubungan komunikasi timbal balik dengan lingkungan yang menurut masyarakat Jawa mempunyai kekuatan yang lebih kuat, masih menurut Twikromo, maka penggunaan simbol pun sering diaktualisasikan. Jika dihubungkan dengan makhluk halus, maka Javanisme mengenal penguasa makhluk halus seperti penguasa Gunung Merapi, penguasa Gunung Lawu, Kayangan nDelpin, dan Laut Selatan. Penguasa Laut Selatan inilah yang oleh orang Jawa disebut Kanjeng Ratu Kidul. Keempat penguasa tersebut mengitari Kesultanan Yogyakarta. Dan untuk mencapai keharmonisan, keselarasan dan keseimbangan dalam masyarakat, maka raja harus mengadakan komunikasi dengan “makhluk-makhluk halus” tersebut. 
Menurut Twikromo, bagi raja Jawa berkomunikasi dengan Ratu Kidul adalah sebagai salah satu kekuatan batin dalam mengelola negara. Sebagai kekuatan datan kasat mata (tak terlihat oleh mata), Kanjeng Ratu Kidul harus dimintai restu dalam kegiatan sehari-hari untuk mendapatkan keselamatan dan ketenteraman. 
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ini diaktualisasikan dengan baik. Pada kegiatan labuhan misalnya, sebuah upacara tradisional keraton yang dilaksanakan di tepi laut di selatan Yogyakarta, yang diadakan tiap ulang tahun Sri Sultan Hamengkubuwono, menurut perhitungan tahun Saka (tahun Jawa). Upacara ini bertujuan untuk kesejahteraan sultan dan masyarakat Yogyakarta.
Kepercayaan terhadap Kanjeng Ratu Kidul juga diwujudkan lewat tari Bedaya Lambangsari dan Bedaya Semang yang diselenggarakan untuk menghormati serta memperingati Sang Ratu. Bukti lainnya adalah dengan didirikannya sebuah bangunan di Komplek Taman Sari (Istana di Bawah Air), sekitar 1 km sebelah barat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, yang dinamakan Sumur Gumuling. Tempat ini diyakini sebagai tempat pertemuan sultan dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul. 
Penghayatan mitos Kanjeng Ratu Kidul tersebut tidak hanya diyakini dan dilaksanakan oleh pihak keraton saja, tapi juga oleh masyarakat pada umumnya di wilayah kesultanan. Salah satu buktinya adalah adanya kepercayaan bahwa jika orang hilang di Pantai Parangtritis, maka orang tersebut hilang karena “diambil” oleh sang Ratu. 
Selain Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, mitos Kanjeng Ratu Kidul juga diyakini oleh saudara mereka, Keraton Surakarta Hadiningrat. Dalam Babad Tanah Jawi memang disebutkan bahwa Kanjeng Ratu Kidul pernah berjanji kepada Panembahan Senopati, penguasa pertama Kerajaan Mataram, untuk menjaga Kerajaan Mataram, para sultan, keluarga kerajaan, dan masyarakat dari malapetaka. Dan karena kedua keraton (Yogyakarta dan Surakarta) memiliki leluhur yang sama (Kerajaan Mataram), maka seperti halnya Keraton Yogyakarta, Keraton Surakarta juga melaksanakan berbagai bentuk penghayatan mereka kepada Kanjeng Ratu Kidul. Salah satunya adalah pementasan tari yang paling sakral di keraton, Bedoyo Ketawang, yang diselenggarakan setahun sekali pada saat peringatan hari penobatan para raja. Sembilan orang penari yang mengenakan pakaian tradisional pengantin Jawa mengundang Ratu Kidul untuk datang dan menikahi susuhunan, dan kabarnya sang Ratu kemudian secara gaib muncul dalam wujud penari kesepuluh yang nampak berkilauan. 
Kepercayaan terhadap Ratu Kidul ternyata juga meluas sampai ke daerah Jawa Barat. Anda pasti pernah mendengar, bahwa ada sebuah kamar khusus (nomor 308) di lantai atas Samudera Beach Hotel, Pelabuhan Ratu, yang disajikan khusus untuk Ratu Kidul. Siapapun yang ingin bertemu dengan sang Ratu, bisa masuk ke ruangan ini, tapi harus melalui seorang perantara yang menyajikan persembahan buat sang Ratu. Pengkhususan kamar ini adalah salah satu simbol ‘gaib’ yang dipakai oleh mantan presiden Soekarno. 
Sampai sekarang, di masa yang sangat modern ini, legenda Kanjeng Ratu Kidul, atau Nyi Roro Kidul, atau Ratu Pantai Selatan, adalah legenda yang paling spektakuler. Bahkan ketika anda membaca kisah ini, banyak orang dari Indonesia atau negara lain mengakui bahwa mereka telah bertemu ratu peri yang cantik mengenakan pakaian tradisional Jawa. Salah satu orang yang dikabarkan juga pernah menyaksikan secara langsung wujud sang Ratu adalah sang maestro pelukis Indonesia, (almarhum) Affandi. Pengalamannya itu kemudian ia tuangkan dalam sebuah lukisan. 
Bagaimana dengan anda? Anda percaya? Percaya ataupun tidak semuanya terserah anda

Rabu, 01 April 2015

Memedi sebagai Mitos dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa

Memedi sebagai Mitos dalam Kepercayaan Masyarakat Jawa


Mistik menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) edisi keempat dijelaskan sebagai hal gaib yang tidak terjangkau oleh akal manusia yang biasa. Sedangkan kata mistis mempunyai arti yang bersifat mistis (kata sifat). Cerita-cerita mistis seringkali dirangkum/berkenaan/terdapat dalam cerita mitos yang dituturkan oleh sekelompok masyarakat tertentu yang kemudian diturunkan dari generasi ke generasi. Di zaman modern setelah ditemukannya mesin cetak, cerita mitos kemudian dirangkum dalam bentuk tulisan sehingga membuat suatu mitos dikenal lebih luas bukan hanya di tempat asal kelahiran mitos tertentu.

Menurut seorang peneliti mitologi dari Perancis, Roland Barthes (1972), dalam bukunya yang berjudul Mithologies, mendefinisikan mitos sebagai “myth is associated with classical fables about spirits, gods, and heroes.” artinya adalah bahwa mitos merupakan cerita klasik yang berisi tentang roh, Tuhan/Dewa, dan pahlawan.

Mitos lahir dari kebudayaan tertentu yang diciptakan untuk beberapa tujuan, diantaranya:
  1. Untuk menjelaskan alam, sosial, budaya dan fakta-fakta alam melalui cerita-cerita yang telah terjadi di masa lalu.
  2. Mereka mencoba untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang, seperti; dari mana dunia berasal (kosmogoni)? Siapa atau apa penyebabnya (theogoni)? Apa tujuan hidup? Mengapa makhluk hidup mati? dsb.
  3. Kadang-kadang mitos juga mencoba untuk menjelaskan penyebab kebiasaan dan praktek-praktek tertentu atau bagaimana nama tertentu atau kejadian tertentu terjadi, dsb.
  4. Fungsi lain mitos adalah untuk membenarkan dan mengesahkan praktik ritual dan pemujaan atau perayaan.
  5. Mitos juga memainkan peran yang berwibawa dengan menawarkan ajaran-ajaran tentang asal-usul dunia, akhir dunia dan lain-lain.
  6. Di masyarakat tradisional, mitos memiliki nilai pendidikan, itu digunakan untuk memperkenalkan atau penekanan pada nilai moral tertentu.
Di masyarakat Jawa khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, terdapat berbagai macam mitos yang di dalamnya terdapat hal-hal mistis yang bersifat unik. Dalam pembahasan kali ini, akan dikemukakan beberapa hal yang berkenaan dengan mitos roh-roh alam (dalam bahasa Jawa disebut ‘memedi’) yang ada dalam kepercayaan masyarakat Jawa, yaitu diantaranya sebagai berikut:

Anja-Anja
Anja-anja adalah memedi (hantu) darah yang berupa manusia, yang akan menghisap manusia yang sedang tidur sehingga menimbulkan sakit yang sangat dan menyebabkan bercak-bercak biru di kulit. Ketika ada orang yang meninggal dengan bercak-bercak biru ini, maka orang-orang Jawa akan mengatakan “dilat Anja-anja” atau dijilat Anja-Anja.

Antu Alas
Antu adalah memedi (hantu) hutan. Hantu ini hanya menampakan diri di malam hari kepada orang-orang yang sedang berdiam di hutan atau yang sedang melewati hutan. Antu Alas berwujud awan atau kabut tebal yang secara perlahan berubah menjadi bentuk orang atau bentuk lainnya yang mengerikan. Selain berwujud mengerikan, suara yang berat dan tawa yang mengerikan menjadi ciri khas memedi ini. Karena wujud dan suaranya yang menakutkan membuat orang yang melihatnya menjadi sakit.

Antu Darat
Antu darat biasanya tinggal di kaki pohon tua. Pada malam hari, dia meninggalkan tempatnya dalam pakaian seorang haji. Dengan cara ini, Antu Darat membuat orang-orang yang dijumpainya terkejut dan menjadi sakit keras atau pun menjadi linglung untuk waktu yang tidak ditentukan.

Antu Laut
Antu laut ditakuti oleh para pelaut karena selalu mendatangkan cuaca buruk atau musibah. Memedi ini menampakkan diri dalam bentuk bola api atau bintang yang menyala yang jatuh di ujung tiang kapal. Bila Antu Laut dating, maka dipercaya akan diiringi oleh cuaca buruk seperti badai, dll.

Antu Omah
Antu Omah dikenal sebagai memedi rumah yang mendiami api tungku pemanas di rumah. Memedi ini akan keluar berbentuk asap yang kemudian menyerupai sosok manusia. Orang yang melihat memedi ini akan ketakutan dan menderita perut kembung.

Banaspati
Merupakan sosok yang menakutkan dengan wujud raksasa. Tangan dan kaki mengarah ke udara dengan posisi kepala berada di bawah serta mulutnya yang bergoyang. Dengan lompatan yang dahsyat, Banaspati menerkam mangsanya yang kemudian dihisap darahnya. Orang yang bertemu dengan memedi ini akan sakit bahkan sampai dengan mati.

Bajag Angrik
Merupakan memedi kecil di hutan dalam wujud anak-anak yang berdatangan. Apabila melihat orang, memedi ini akan menakut-nakuti dengan sikap mengancam.

Bermana dan Bermani
Merupakan memedi dari pasangan laki-laki dan peempuan yang telah meninggal dunia. Sifatnya menggoda pasangan yang telah menikah.

Blorong
Blorong dalam kepercayaan orang Jawa sering dipanggil ‘Nyai Blorong’. Sebagai Nyai, Blorong digambarkan sebagai perempuan yang cantik setengah ular dengan busana yang mewah dan menawan. Nyai Blorong mendiami istana-istana di daerah berawa yang dibangun dari tubuh korban-korbannya. Biasanya di tempat tersebut banyak ditemui kembang teratai untuk menyembunyikan tubuh-tubuh yang menjadi korbannya.

Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, Nyai Blorong akan memberikan segala kekayaan yang idamkan oleh manusia dengan syarat harus menjadi pekerjanya setelah perjanjian habis. Perjanjiannya tersebut konon selama 14 tahun dan setiap tahun sebagai penggantinya harus memberikan seorang anak kecil atau sanak keluarga. Setelah masa perjanjian habis, maka yang menerima harta akan merasakan kesengsaraan dan kesakitan yang sebenarnya.

Bontot
Bergentayangan di jalan-jalan sunyi, tidur melintang di jalan ketika ada orang lewat, dengan cara ini maka seorang pejalan kaki akan tersandung lalu kemudian terkejut hingga tak sadarkan diri.

Cinunuk
Cinunuk merupakan memedi berbentuk binatang besar dan jahat. Mereka berasal dari hutan. Mereka berkeliaran dan merusak pepohonan dan tanaman. Dengan cara ini maka mereka mempersulit orang-orang yang sedang mencari kayu atau tumbuhan di hutan. Bagi manusia, memedi ini menakutkan. Dengan memberikan sesajen, manusia mencoba berinteraksi agar tidak mendapat gangguan.

Dadung Dawus
Mereka adalah pelindung hewan jenis rusa. Cara mereka adalah dengan menampakkan diri dalam bentuk rusa dan menggiring pemburu ke arah yang menjauh dari kelompok rusa yang sebenarnya.

Den Bisu
Den Bisu atau setan bisu menurut masyarakat Jawa merupakan penjelmaan dari penyakit kolera. Berjumpa dengan Den Bisu sangatlah berbahaya. Orang yang sampai berjumpa dengan Den Bisu akan menderita sakit perut yang parah.

Dhengen
Dhengen merupakan memedi penggoda dalam bentuk uap yang keluar dari tanah lalu masuk ke dalam tubuh manusia dan meninggalkan di dalam tubuh yang dirasuki benih-benih penyakit yang menyebabkan bengkaknya anggota badan, perut dan lainnya orang yang terkena penyakit beri-beri dan busung air.

Dinkel
Dinkel adalah memedi pengganggu binatang ternak, terutama ayam. Ayam yang sakit dan dalam sekejap mati, diduga diganggu oleh memedi ini.

Drubiksa
Drubiksa adalah memedi rumah. Drubiksa merupakan memedi yang kadang baik kadang jahat. Baik karena melindungi penghuni dari bahaya, sedangkan jahat karena sering usil dengan menaburkan pasir ke makanan, membuang/menjatuhkan alat-alat dapur.

Gebluk
Gebluk disebut juga sebagai Sambang Gebluk, yang merupakan memedi bagi binatang berkaki empat seperti kerbau dan sapi. Gebluk akan menampakkan diri sebagai uap putih yang transparan dari tempat-tempat lembab. Gebluk diyakini sebagai pembawa penyakit bagi binatang ternak bertanduk.

Genderuwo
Genderuwo merupakan memedi hutan atau kebun yang dapat menampakkan diri dalam berbagai bentuk, baik siang maupun malam hari. Pada siang hari, sering terlihat dalam bentuk seekor macan atau ular yang besar atau seekor buaya, burung pemangsa atau binatang pemangsa lainnya yang ditakuti oleh manusia. Pada malam hari, Genderuwo berubah bentuk menjadi seorang pemuda tampan dan mengganggu perempuan yang sedang berjalan sendirian di malam hari.

Hanga Igi
Hanga Igi merupakan memedi menakutkan dalam bentuk raksasa dengan rambut panjang terurai. Walaupun bentuknya mengerikan, memedi ini bersifat baik dengan melindungi orang dari bahaya yang mengancam.

Jerangkong
Jerangkong merupakan memedi yang berwujud anjing hitam yang kurus dengan bulu putih menutupi kepalanya. Memedi ini tidak terlalu membahayakan tapi mengganggu manusia.

Karo Kamilis
Karo Kamilis adalah pembantu para pencuri atau pelanggar hukum. Biasanya mereka berwujud kerbau, namun sering juga berwujud seorang suami tertentu untuk menipu sang istri.

Kanun
Kanun adalah memedi udara yang menakutkan, berbentuk raksasa yang tinggal di udara dan tiap hari memakan 40 memedi. Memedi ini termasuk memedi yang tidak mengganggu manusia.

Keblek
Keblek merupakan memedi kecil udara, berbentuk orang dengan tangan dan kaki kecil, namun dengan perut besar yang menggantung. Bila berada di udara, Keblek akan bergerak kesana kemari sambil mengeluarkan suara seolah-olah orang yang bertepuk tangan, oleh karena itu dinamakan Keblek.

Kemamang
Kemamang seperti Antu Laut, menampakkan diri sebagai bola api di rawa-rawa atau lapangan terbuka.

Kunthianak
Memedi yang berwujud sebagai wanita cantik dengan rambut yang terurai sampai tanah. Kunthianak dikenal dengan tawanya yang menakutkan. Secara umum, Kunthianak ditakuti oleh anak-anak dan ibu-ibu. Untuk melindungi dari kehadiran Kunthianak, seorang dukun bersalin membakar kemenyan untuk menempatkan pisau tajam di bawah kolong tempat tidur ibu yang sedang melahirkan.

Laha
Laha merupakan memedi berkepala burung pemangsa dengan kaki yang berjumlah empat.

Lampor
Lampor merupakan memedi udara yang oleh orang Jawa digambarkan sebagai manusia bersayap, namun berkepala banteng. Lampor dating bersamaan dengan suara gluduk (halilintar) yang disertai cuaca buruk, berawan, dan banjir. Memedi ini biasa menumpuk awan-awan menjadi satu yang kemudian mencurahkan hujan besar yang mengakibatkan banjir.
Ketika Lampor datang, maka penduduk desa akan memukul beduk, kentongan, dan alat bunyi-bunyian lainnya untuk mengusirnya sehingga akhirnya Lampor pergi ke arah laut.

Majusi
Majusi berwujud sebagai sifat buruk manusia. Diam di dalam tubuh seseorang yang sedang dicobanya sehingga akibatnya bagi orang tersebut akan menjadi mudah marah dsb.

Potok
Potok merupakan memedi yang secara khusus membawa penyakit terhadap binatang seperti sapi dan kerbau. Memedi ini diam di tempat lembab atu juga rawa-rawa.

Sawan dan Sarap
Dua jenis memedi ini merupakan memedi penggoda anak-anak kecil dan orang dewasa yang lemah. Keduanya tidak tampak dan tidak memiliki wujud khusus. Sawan merupakan penyebab penyakit kejang atau sawan pada anak-anak, dan gejala jatuh pingsan pada orang-orang yang telah lanjut usia. Sarap menampakkan diri pada anak-anak sehingga muncul bercak-bercak merah tebal yang disertai dengan perut kejang-kejang. Keduanya berbahaya, sehingga pada waktu-waktu tertentu orang Jawa membakar kemenyan sebagai sesaji bagi mereka.

Setan Usus
Setan Usus menampakkan diri sebagai kelompok usus yang tidak teratur dan pada saat lain dia menampakkan diri sebagai raksasa yang terluka dimana usus-ususnya terurai keluar. Usus-usus ini dapat membelit binatang yang dijumpainya.

Si Baung
Si Baung merupakan memedi hutan yang besar dalam wujud orang berkepala anjing. Bila berjumpa dengan manusia, maka Si Baung akan menggonggong dan menyebabkan orang yang dijumpainya akan sakit.

Si Belis
Si Belis merupakan memedi yang berada di lapangan dan biasanya merasuk ke dalam tubuh seseorang setelah jam 6 sore (magrib) ketika seseorang tersebut melintasi lapangan. Orang Jawa percaya bahwa akibat perjumpaan dengan Si Belis akan mendadak merasa kesakitan disertai sakit kepala.

Si Gundul
Si Gundul disebut juga Setan Gundul (tuyul) yang biasanya berwujud seorang anak berumur sekitar empat atau lima tahun dengan kepala plontos dan bertelanjang dada. Memedi ini apabila diminta akan mendatangkan harta. Layaknya Nyai Blorong, Si Gundul pun dalam kata lain menjadi memedi yang dipuja oleh segelintir orang yang ingin mendapat harta dengan jalan pintas.

Si Sato
Memedi yang dipercaya mempunyai wujud sebagai binatang berkaki empat, dapat masuk ke dalam tubuh ternak, kuda, dan binatang yang dipelihara di rumah yang menyebabkan perut binatang yg dirasuki akan menjadi kembung.

Wewe
Menurut orang Jawa, Wewe merupakan istri dari Genderuwo. Wewe digambarkan sebagai perempuan yang tua dan menakutkan dengan kulit keriput dan muka yang buruk. Selain itu, yang menjadi cirri-ciri khas memedi ini adalah buah dadanya yang menggantung ahmpir menyentuh tanah. Memedi ini mengincar anak-anak yang kemudian disembunyikan di bawah buah dadanya untuk selanjutnya di bawa ke tempat yang tersembunyi dan dijadikan korban.

Seperti mitos-mitos yang ada di wilayah lainnya seperti: Eropa dan Amerika dengan mitos Drakula dan Zombie, Mesir dengan Mumi, Cina dengan Vampir, Inggris dengan Werewolf (manusia serigala), mitos tentang roh-roh alam yang ada di kalangan masyarakat Jawa Tengah dan Jawa Timur di atas kiranya dipahami bukan dari segi kengeriannya namun akan lebih bijak bila kita mencoba memahami latar belakang dari cerita-cerita mitos tersebut, apa pesan yang ingin disampaikan dari mitos-mitos tersebut?
Disadari atau tidak, proses memitoskan (mengeramatkan) sesuatu hal pasti memiliki tujuan tertentu yang apabila digali lebih jauh maka kemungkinan akan menemukan jawaban yang tidak seperti orang awan menginterpretasikan suatu mitos tertentu karena dalam sebuah cerita mitos nampaklah suatu sifat manusiawi yang umum; bagai mana manusia menyusun strategi dan mengatur hubungan dengan alam.

Selasa, 31 Maret 2015

Primbon Telingan Berdengung

Primbon Telingan Berdengung


Telinga sebelah kanan berdenging
antara pada jam 06-07 pagi hari
bermakna akan mendapat kabar buruk
antara jam 07 - 08 pagi hari
bermakna akan difitnahkan orang yang menjadikan guncingan orang
antara jam 08 - 09 pagi hari
bermakna akan berencana pergi jauh dan entah itu sendiri atau bersama orang lain
antara jam 09 - 10 pagi hari
bermakna akan ada berita yang kurang menyenangkan tentang keluarga
antara jam 10 - 11 pagi hari
bermakna akan ada penghalang dari rencana perjalanan anda sebaiknya ditunda atau dibatalkan dulu
antara jam 11 - 12 siang hari
bermakna akan ada khabar yang kurang mengenakkan yang datangnya bersamaan dengan surat yang akan diterima dalam waktu dekat
antara jam 12 - 13 siang hari
bermakna akan ada saudara jauh yang datang dengan membawa cerita lama
antara jam 13 - 14 siang hari
bermakna akan ada ajakan maka-makan
antara jam 14 - 15 siang hari
bermakna akan ada sesuatu yang membahayakan anda dalam waktu dekat
antara jam 15 - 16 sore hari
bermakna akan ada berita dari keluarga yang entah itu yang menyenangkan atau menyedihkan
antara jam 16 - 17 sore hari
bermakna akan ada perjalanan jauh yang akan anda lakukan dalam waktu dekat
antara jam 17 - 18 sore hari
bermakna anda sedang menjadi pembicaraan banyak orang
antara jam 18 - 19 sore hari
bermakna akan ada sesuatu yang berharga pergi meninggalkan anda
antara jam 19 - 20 malam hari
bermakna akan mendapat berita buruk dari kalangan sendiri
antara jam 20 - 21 malam hari
bermakna akan ada keberuntungan yang besar untuk anda
antara jam 21- 22 malam hari
bermakna akan ada yang mengancam anda
antara jam 22 -23 malam hari
bermakna akan ada berita yang baik datang kepada anda
antara jam 23 - 24 malam hari
bermakna akan ada seseorang yang jatuh cinta
antara jam 24 - 01 pagi hari
bermakna akan ada sesuatu wejangan yang diberikan oleh orang tua
antara jam 01- 02 pagi hari
bermakna akan ada perselisihan antara kerabat sendiri
antara jam 02- 03 pagi hari
bermakna segala perjalanan yang ada kerjakan akan selamat sampai tujuan.
antara jam 03- 04 pagi hari
bermakna akan ada yang sesuatu yang hilang yang anda nilai sangat berharga
antara jam 04- 05 pagi hari
bermakna akan ada sesuatu yang merugikan anda jika anda seorang pekerja anda akan diberi peringatan dari pimpinan
antara jam 05- 06 pagi hari
bermakna akan ada orang yang akan mencelakakan anda


Telinga sebelah kiri berdenging
antara jam 06-07 pagi
bermakna akan ada tamu yang menguntungkan dalam waktu dekat.
antara jam 07-08 pagi
bermakna akan melakukan perjalan jauh dalam waktu dekat antara jam 08-09 pagi
bermakna akan kedatangan keluarga dekat antara jam 10-11 pagi
bermakna akan selamat dalam perjalanan yang akan datang
antara jam 11-12 siang
bermakna akan kedatangan keluarga dari seberang lautan
antara jam 12-13 siang
bermakna akan terserang penyakit dalam waktu dekat
antara jam 14-15 siang
bermakna akan kedatangan tamu
antara jam 15-16 sore
bermakna akan bepergian jauh baik beurusan usaha atau urusan kerja, sendiri atau bersama-sama.
antara jam 17-18 sore
bermakna dalam waktu dekat akan mendapat keuntungan besar bagi usaha dagang yang dirintis dan dalam waktu dekat akan naik pangkat bagi pekerjaan.
antara jam 19-20 malam
bermakna akan menerima pernyataan cinta dari seseorang dalam waktu dekat ini.
antara jam 21-22 malam
bermakna akan menerima undangan perkawinan dari teman dekat
antara jam 22-23 malam
bermakna akan kedatangan pencuri
antara jam 23-24 malam
bermakna akan menghadapi penghalang dalam mengurus perkara yang sedang dihadapi
antara jam 00- 01 dini hari
bermakna semua cita-cita akan yang direncanakan akan segera tercapai
antara jam 01- 02 dini hari
bermakna akan menerima kabar yang sangat menyengkan
antara jam 02- 03 dini hari
bermakna akan ada perseturuan dalam keluarga.
antara jam 04- 05 pagi hari
bermakna and akan mendapat usaha pekerjaan baru
antara jam 05- 06 pagi hari
bermakna akan ada musyawarah dan mufakat dalam setiap persoalan yang dihadapi oleh anda sebagai jalan keluarnya.

Rabu, 18 Maret 2015

Legenda Gunung Kelud

Legenda Gunung Kelud


Gunung Kelud menurut legendanya bukan berasal dari gundukan tanah meninggi secara alami. Seperti Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat,Gunung Kelud terbentuk dari sebuah
pengkhianatan cinta seorang putri bernama Dewi Kilisuci terhadap dua raja sakti mahesa Suro dan Lembu Suro. Kala itu, Dewi Kilisuci anak putri Jenggolo Manik yang terkenal akan
kecantikannya dilamar dua orang raja. Namun yang melamar bukan dari bangsa manusia, karena yang satu berkepala lembu bernama Raja Lembu Suro dan satunya lagu berkepala kerbau bernama Mahesa Suro.Untuk menolak lamaran tersebut,Dewi Kilisuci membuat sayembara yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia biasa, yaitu membuat dua sumur di atas puncak gunung Kelud, yang satu harus berbau amis dan yang satunya harus berbau wangi dan harus selesai dalam satu malam atau sampai ayam berkokok.
Akhirnya dengan kesaktian Mahesa Suro dan Lembu Suro, sayembara tersebut disanggupi. Setelah berkerja
semalaman, kedua-duanya menang dalam sayembara. Tetapi Dewi Kilisuci masih belum mau diperistri. Kemudian Dewi Kilisuci mengajukan satu permintaan lagi. Yakni kedua raja tersebut harus membuktikan dahulu
bahwa kedua sumur tersebut benar benar berbau wangi dan amis dengan cara mereka berdua harus masuk ke
dalam sumur. Terpedaya oleh rayuan tersebut, keduanyapun masuk ke dalam sumur yang sangat dalam tersebut. Begitu mereka sudah berada di dalam sumur, lalu Dewi Kilisuci memerintahkan prajurit Jenggala untuk menimbun keduanya dengan batu. Maka matilah Mahesa Suro dan Lembu Suro. Tetapi sebelum mati Lembu Suro sempat bersumpah dengan mengatakan. ÓYoh, wong Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yoiku. Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, Tulungagung bakal dadi Kedung.
(Ya, orang Kediri besok akan mendapatkan balasanku yang sangat besar. Kediri bakal jadi sungai, Blitar
akan jadi daratan dan Tulungagung menjadi danau. Dari legenda ini akhirnya masyarakat lereng Gunung
kelud melakukan sesaji sebagai tolak balak supah itu yang disebut Larung Sesaji.

Acara ini digelar setahun sekali pada tanggal 23 bulan surau oleh masyakat Sugih Waras. Tapi khusus pelaksanaan tahun 2006 sengaja digebyarkan oleh Bupati Kediri untuk meningkatkan
pamor wisata daerahnya. Pelaksanaan acara ritual ini juga menjadi wahana promosi untuk meningkatkan kunjungan wisatawan untuk datang ke Kediri. Bagaimanapun aktivitas Gunung Kelud dengan segala pernak perniknya menjadi salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Kediri.
Masuk Terowongan Lokasi Larung Sesaji ini sebenarnya tidak jauh, hanya sekitar 500 meter. Namun karena medannya naik turun,maka bisa membuat kaki kepenatan. Apalagi iring-iringan peserta upacara harus memasuki sebuah terowongan Gresco 2 yang diameternya sekitar 4 meter. Menariknya, kondisi terowongan
yang gelap gulita itu hanya dihiasi lampu petromaks dan lilin pada saat pelaksanaan larung sesaji. Terowongan yang membelah lereng Gunung Kelud ini panjangnya sekitar 200 meter. Kondisinya sangat mirip Tunnel Migbay Los Angeles yang cukup popular karena pernah menjadi ikon event pembuatan film King Kong produksi Hollywood. Begitu keluar dari terowongan ini, maka terlihatlah pemandangan indah kawah Gunung Kelud yang berwarna kehijau-hijauan. Air kawah seluas 12 Ha posisinya diapit 3 Gunung yakni Gunung Kelud, Gajah mungkur dan Sumbing begitu indah dan memesona. Pintu keluar terowongan menggunakan jalan setapak di atas tanah keras bebatuan, dengan menuruni tangga trapping beton kira kira 100 meter. Yang menarik, ketika kita memasuki bibir kawah Gunung Kelud peserta Larung Sesaji tidak boleh menggunakan alas kaki.
Maksud Larung Sesaji ini sebagai tanda rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat Lereng Gunung Kelud tepatnya berbagai sumber)
Kawasan Gunung Kelud terletak kurang lebih 35 Km dari kota Kediri atau 120 Km dari ibukota Provinsi Jawa Timur Surabaya. Termasuk gunung api aktif dengan ketinggian 1.730 meter di atas permukaan laut (mdpl). Panorama pegunungan indah yang alami dan udara sejuk membuat wisatawan kerasan berlama-lama di
kawasan ini.
Obyek Wisata Kelud sangat cocok bagi mereka yang berjiwa petualangan (adventure). Di antara panjat tebing, lintas alam, camping ground. Bahkan baru-baru ini dijadikan check point rally mobil nasional 2006. Jalan menuju Gunung Kelud sudah hotmiks dan dapat dilalui segala jenis kendaraan. Akan tetapi sebaiknya jangan menggunakan mobil sedan, karena 3 km menjelang masuk pintu gerbang terdapat tanjakan yang cukup terjal,
yakni kemiringan 40 derajat yang panjangnya sekitar 100 meter. Gunung Kelud hingga kini telah mengalami 28 kali letusan yang tercatat mulai tahun 1000 sampai 1990.

Kamis, 26 Februari 2015

Mitos Runtuhnya Majapahit dan Mitos Gunung Kelud di Jawa Timur

 Mitos Runtuhnya Majapahit dan Mitos Gunung Kelud 
di Jawa Timur

"Yoh, Kediri mbesuk bakal pethuk piwalesku sing makaping-kaping, yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar, lan Tulungagung dadi kedung" ~Lembu Sura~

Kalimat di atas adalah "sepatan" alias kutukan yang diucapkan Lembu Sura, tokoh legenda yang mewarnai sejarah Kabupaten Kediri di Jawa Timur. Juga, sejarah kerajaan Majapahit.
Ada beragam versi soal Lembu Sura yang berakhir dengan kutukan dan menjadi sejarah lisan kehadiran Gunung Kelud ini. Meski demikian, semua bertutur tentang cara seorang perempuan cantik menolak lamaran Lembu Sura.
Satu versi, adalah cerita dengan perempuan cantik Dewi Kilisuci yang adalah anak Jenggolo Manik. Versi lain, ini adalah kisah tentang Dyah Ayu Pusparani, putri dari Raja Brawijaya, penguasa tahta Majapahit. Ada versi-versi lain tetapi inti cerita sama.
Kisah ini bermula dari kecantikan yang tersohor, mendatangkan para pelamar, sayangnya yang datang tak sesuai harapan. Tak enak menolak, maka cara sulit diterapkan. Tak beda dengan kisah Rorojonggrang dan legenda candi Prambanan.
Namun, dalam legenda Gunung Kelud, pelamar sang putri ini masih pula bukan manusia. Dia makhluk berkepala lembu. Itulah Lembu Sura.
Untuk menolak lamaran Lembu Sura, dibuatlah syarat pembuatan sumur sangat dalam hanya dalam waktu semalam. Tak dinyana, Lembu Sura ini punya kekuatan dan kemampuan untuk mewujudkan syarat itu.
Melihat perkembangan tak menggembirakan, sang putri pun menangis. Ayahnya, dalam versi kisah yang mana pun, kemudian memerintahkan para prajurit untuk menimbun Lembu Sura yang masih terus menggali di sumur persyaratan itu.
Batu demi batu dimasukkan ke lubang sumur, menjadi sebentuk bukit menyembul karena ada Lembu Sura di dalamnya. Saat batu dilemparkan, Lembu Sura masih memohon untuk tak ditimbun.
Begitu menyadari bahwa permohonannya akan sia-sia, keluarlah "sepatan" sebagaimana menjadi kutipan di atas. Sejak saat itulah legenda Gunung Kelud dan kedahsyatan letusan maupun dampaknya mengemuka.
Hancurnya Majapahit
Terlepas dari mitos Lembu Sura, tiga wilayah yang disebut dalam kutukannya itu memang kemudian luluh lantak. Para ahli sejarah memperkirakan letusan pada1586 yang menewaskan lebih dari 10.000 orang adalah akhir dari sejarah kekuasaan Kerajaan Majapahit.
Betul, catatan sejarah menyebutkan Kerajaan Majapahit diperkirakan runtuh pada kisaran angka tahun 1478. Namun, para sejarawan hari ini pun mengakui masih banyak yang belum terkuak soal sejarah kerajaan itu, seperti misalnya dugaan ada dua Majapahit pada satu masa.
Apa Kaitannya dengan Gunung Kelud? Tentu Saja Letusannya
Sebelum letusan pada 2007, setidaknya sejak awal abad 1900-an diketahui bahwa kawah Gunung Kelud memiliki danau. Kecuali letusan pada 2007, letusannya pun diketahui bertipe eksplosif, termasuk letusan pada Kamis (13/2/2014) malam.
Dalam sebuah wawancara mantan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi, Sumber Daya Alam, dan Mineral (ESDM) Surono mengatakan keberadaan danau di kawah ini sama bahayanya dengan lontaran material padat dari letusan gunung.
Surono yang pada Jumat (14/2/2014) diangkat menjadi Kepala Badan Geologi, mengatakan lontaran air dari danau kawah, bila masih ada, bisa mencapai sekitar 37,5 kilometer. Sudah air panas, bercampur magma, masih dipadukan dengan seratusan juta ton material padat yang terlontar.
Kira-kira, karena tak ada catatan sejarahnya, itulah yang terjadi pada letusan 1586. Namun, bukan pula letusan itu saja yang menyebabkan korban jiwa mencapai lebih dari 10.000 jiwa. Dampak sesudah letusan, tak kurang buruknya.
Diduga, kematian puluhan ribu orang itu juga disebabkan kelaparan. Dengan muntahnya air danau kawah, lontaran material padat, dan abu vulkanik yang mematikan tanaman, dapat diduga tak ada pasokan makanan yang bisa disediakan dalam jumlah besar untuk jumlah warga pada saat itu.
Membaca Simbol Tradisi Lisan untuk Mitigasi Bencana
Inilah yang kemudian diduga sebagai penyebab benar-benar paripurnanya sejarah kerajaan Majapahit, menutup beragam konflik politik internal zaman itu, maupun legenda kutukan Lembu Sura.
Sebagai gambaran, letusan pada 1919 yang notabene relatif lebih modern dibandingkan kondisi pada 1586, juga menewaskan ribuan orang.
Angka yang tercatat adalah 5.160 orang. Letusan pada 1919 inilah yang mengawali dilanjutkannya upaya pembangunan terowongan di kaki gunung berketinggian 1.731 meter tersebut.
Terowongan-terowongan tersebut berfungsi mengurangi volume air di kawah danau. Catatan tertua tentang upaya mengurangi dampak dari lahar cair, gabungan magma dan air danau yang mendidih, adalah "kelahiran" Sungai Harinjing yang sekarang dikenal sebagai Sungai Sarinjing di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. Sungai ini merupakan sudetan dari Sungai Konto.
Kehadiran Sungai Serinjing tercatat dalam prasasti Harinjing di Desa Siman. Dalam prasasti yang dikenal pula sebagai Prasasti Sukabumi itu, tertera angka tahun 921 M. Di situ diceritakan soal pembangunan bendungan dan sungai yang dimulai pertama kali pada 804 M.
Terowongan pengalir air dari danau kawah buatan 1926, setelah letusan pada 1919, masih berfungsi sampai sekarang. Namun, setelah letusan 1966, Pemerintah Indonesia membangun terowongan baru yang lokasinya 45 meter di bawah terowongan lama.
Terowongan baru yang rampung dibangun pada 1967 ini diberi nama Terowongan Ampera. Fungsinya menjaga volume air danau kawah tak lebih dari 2,5 juta meter kubik. Volume air di kawah Gunung Kelud susut dan hanya menyisakan genangan pada letusan efusif 2007.
Pada letusan Kamis (13/2/2014) malam, air danau bisa jadi bukan lagi ancaman. Namun, terbukti pada malam itu bawa Gunung Kelud masih memiliki ciri letusan eksplosif.
Lontaran material padat vulkanik pada letusan terbesar pada pukul 23.30 WIB mencapai ketinggian 17 kilometer, ketika letusan pertama melontarkan material hingga setinggi 3 kilometer.
Jangkauan abu vulkanik letusan Gunung Kelud pada malam itu pun menyebar luas mengikuti arah angin, menyebar luas di Jawa Tengah dan menjangkau Jawa Barat.
Bisa jadi gabungan antara pembangunan saluran-saluran air yang telah menghadirkan 11 sungai berhulu di gunung itu, letusan efusif yang menyurutkan air danau kawah, dan persiapan yang lebih baik menjadi faktor yang meminimalkan jumlah korban.
Namun, barangkali pekerjaan rumah tetap belum habis. Berdasarkan catatan sejarah, Gunung Kelud memiliki pola letusan berjeda pendek, antara 9 sampai 25 tahun.
Walaupun korban jiwa yang jatuh dalam dua hari ini bukan karena dampak langsung letusan, tetapi fakta sangat pendeknya tenggat waktu antara peningkatan status Awas sampai terjadi letusan pada Kamis malam, tetap merupakan sebuah catatan baru.
Jarak waktu peningkatan status hingga terjadinya letusan, tak sampai dua jam. Kalaupun kutukan Lembu Sura tak lagi relevan sebagai mitos, barangkali perlu dibaca ada simbol-simbol budaya dalam tradisi lisan sebagai "kode" mitigasi bencana.
Percaya atau tidak, hari ini selain 11 sungai ada di Kediri, di Tulungagung pun ada Bendungan Wonorejo, dan Blitar menjadi sebidang tanah datar di kawasan yang dikelilingi danau dan sungai itu. Agak terdengar familiar? Betul, kalimat dalam legenda Lembu Sura.

Sabtu, 14 Februari 2015

Ki Boncolono Last Hero From Kediri

 Ki Boncolono Last Hero From Kediri


Mungkin banyak anak Kediri yang tidak mengetahuinya. Kalau di Cina ada Wong Fei Hung, maka kediri juga sosok Pahlawan "Robin Hood" yang terkenal karena kesaktiannya dan suka menolong orang lemah. Semoga bisa menjadi panutan di masa kini.

Dahulu kala, dii jaman penjajahan Belanda. Masyarakat Kediri hidup dalam kemiskinan dan ketertindasan. Perkonomian dikuasai oleh Belanda dan diperlakukan pajak yang tidak masuk akal. Hasil buminya selalu dirampas jika tidak mau bayar pajak . Untuk makan saja mereka harus membeli kepada Belanda. Padahal itu hasil jerih payah mereka sendiri. Hal ini menggugah hati Ki Boncolono. Dia marah melihat kelakuan para meneer, ketidak adilan telah mengusik hati Ki Boncolono. Dengan kesaktiannya dibantu oleh Tumenggung Mojoroto dan Tumenggung Poncolono beserta murid-muridnya yang tentu saja sakti-sakti, dia merampok harta para pejabat Belanda. Hasilnya dia bagikan kepada rakyat jelata, Sungguh mulia...... Kontan namanya menjadi harum di kalangan masyarakat....dia ditakuti tapi juga dikagumi dan senantiasa ditunggu tunggu kedatangannya.

Belanda merasa geram dan marah. Segala upaya mereka kerahkan untuk meringkus Boncolono. Tetapi usahanya selalu gagal. Setiap terkepung, Boncolono hanya merapatkan diri pada salah satu tiang atau tembok atau pohon dan hilanglah dia. Biarpun ditembak dibunuh diapain juga Ki Boncolono tidak bisa mati, dia bisa hidup lagi ketika tubuhnya menyentuh tanah. Belanda Jengkel dan menggunakan kekuatan "uangnya" untuk meringkus Boncolono. Belanda mengadakan sayembara dengan hadiah yang sangat besar untuk menangkap atau membunuh Ki Boncolono.Beberapa orang yang tahu kelemahan ilmu Boncolono mendatangai Belanda. Mereka memberi tahu pada para meneer itu kalau Boncolono harus dipenggal, kepala dan tubuhnya harus terpisah dan dikuburkan pada tempat yang terpisahkan oleh sungai.

Akhirnya setelah membuat rencana dengan bantuan pendekar pribumi, Belanda melaksanakannya dengan cermat. Dan seperti kisah heroik lainnya, Boncolono tertangkap. dengan bantuan, pendekar Pribumi..... dan....Boncolono pun TEWAS.


MAKAM KI BONCOLONO di Puncak Maskumambang
Sebelum dia hidup lagi, tubuhnya dipotong jadi dua. Bagian bawahnya di kubur di bukit Maskumambang. Sedangkan bagian atasnya (kepalanya) di kubur di "Ringin Sirah", desa Banjaran. Kalau bukit Maskumambang terletak di barat sungai Brantas, maka Ringin Sirah terletak di timur sungai Brantas. Di puncak bukit Maskumambang selain makamnya Ki Boncolono terdapat juga dua buah makam lagi yaitu makamnya Tumenggung Mojoroto dan makamnya Tumenggung Poncolono, tetapi anehnya ketiga makam tersebut ukurannya sangat panjang mungkin lebih dari dua meter

Selasa, 10 Februari 2015

Primbon Bulan Lahir

Primbon  Bulan Lahir


Bulan Januari
Wataknya:
-Tenang dan berwibawa
- Suka berterus terang dan tidak suka basa-basi
- Pandai menyimpan rahasia dan bisa dipercaya
- Disukai banyak orang karena selalu kelihatan ceria
- Mandiri dan tidak suka meminta bantuan pada orang lain
- Pandai mengatur keuangan
- Agak pendiam dan lebih senang memperhatikan dirinya sendiri
- Teliti dan tidak sembarangan melakukan pekerjaan.

Bulan Februari
Wataknya:
- Mempunyai hati yang tulus
- Perasaannya peka dan mudah tersinggung
- Senang dipuji dan selalu menuruti apa yang diinginkannya
- Suka humor dan hormat pada siapa saja
- Keras hati dan mempunyai pendirian tetap
- Agak pemalas dan suka mengingkari janji

Bulan Maret
Wataknya:
- Baik hati dan suka menolong sesama.
- Suka kehidupan yang serba wah.
- Seleranya tinggi.
- Tidak tegaan dan selalu memberi pada orang yang kesusahan.
- Agak pemalu, namun jujur dan tidak pernah bohong.
- Mudah terpengaruh dan tidak kuat menghadapi godaan.
- Suka melalaikan kesehatan dirinya sendiri.

Bulan April
Wataknya:
- Tidak mau mengalah dan selalu ingin menang sendiri
- Pembosan
- Senang dipuji
- Agak boros walau pandai mencari uang
- Mempunyai otak yang cerdas namun tidak suka diperintah
- Tak pernah memilih dalam berteman

Bulan Mei
Wataknya:
- Pandai menguasai perasaan
- Pandai mengambil hati orang lain
- Punya selera tinggi dan senang kehidupan yang serbah wah.
- Senang menunda pekerjaan.
- Agak boros walau rejekinya bagus.
- Tidak suka basa-basi dan tidak senang dipuji.

Bulan Juni
Wataknya:
- Romantis dan suka menolong
- Tidak mempunyai pendirian tetap
- Suka berpikir yang muluk-muluk
- Mudah tersinggung bila perasaanya tersentuh
- Agak pemalas dan baru mau bekerja bila di iming-iming hasil besar
- Selalu ceria walau hatinya sedang kesal.

Bulan Juli
Wataknya:
- Senang berkhayal
- Kalau sudah marah, kata-katanya tajam
- Tidak mempunyai pendirian tetap
- Senang dipuji
- Suka menolong pada sesama
- Pandai bicara dan berotak cerdas
- Agak pemalas

Bulan Agustus
Wataknya:
- Mempunyai perasaan yang peka/halus
- Cepat tersinggung
- Suka menghayal dan berpikiran yang muluk-muluk
- Tidak mudah terpengaruh
- Agak pemalas
- Kalau bekerja lebih menuruti kehendak hatinya sendiri.

Bulan September
Wataknya:
- Mudah tersinggung dan cepat naik darah
- Baik hati dan jujur
- Bisa menyimpan rahasia
- Suka berfoya-foya
- Pandai menyimpan uang namun tidak pelit
- Suka menolong sesama dan pandai mendidik anak

Bulan Oktober
Wataknya:
- Berjiwa besar dan mau mengalah
- Pandai bicara
- Cerdas dan baik hati
- Memiliki tekad yang kuat
- Tidak sabaran dan agak boros
- Pikirannya tidak tetap dan selalu berubah-ubah

Bulan November
Wataknya:
- Tabah dan kuat dalam menghadapi segala cobaan
- Pandai mengerjakan setiap pekerjaan
- Pandai mengambil hati orang lain
- Agak pemalas dan suka menunda pekerjaan
- Banyak berpikir
- Agak pendendam dan tidak mudah memberi maaf pada orang yang bersalah
- Keras hati

Bulan Desember
Wataknya:
- Mudah menaruh rasa percaya pada orang lain
- Kalau mengerjakan sesuatu suka tergesa-gesa
- Tidak sabaran
- Tidak mau mengalah dan selalu ingin menang sendiri
- Mudah terpengaruh
- Jujur dan baik hati
- Pemborosan dan suka memaksakan kehendak

Kamis, 05 Februari 2015

Primbon Makna Tahi Lalat di Tubuh

Primbon Makna Tahi Lalat di Tubuh


Jika tahi lalat terdapat di perut, memiliki gambaran mudah terpengaruh, lemah lembut dan berhati bersih.
Jika tahi lalat terdapat di hidung, memiliki gambaran disukai orang, tidak pelit dan banyak rezeki.
Jika tahi lalat terdapat di bibir bawah atau atas, memiliki gambaran Disenangi banyak orang dan murah rezeki
Jika tahi lalat terdapat di Dagu, memiliki gambaran tidak dapat dipercaya, banyak bicara.
Jika tahi lalat terdapat di dahi kiri, memiliki gambaran cerdas, kuat mental dan tahan uji.
Jika tahi lalat terdapat di dahi kanan, memiliki gambaran pandai bergaul, suka bertualang.
Jika tahi lalat terdapat di pipi kiri, memiliki gambaran boros, banyak halangan.
Jika tahi lalat terdapat di pipi kanan, memiliki gambaran suka menolong dan tidak tegaan.
Jika tahi lalat terdapat di alis sebelah kiri, memiliki gambaran egois, tidak mau peduli pada kesusahan orang lain.
Jika tahi lalat terdapat di alis sebelah kanan, memiliki gambaran banyak menangung beban, tidak pernah tenang.
Jika tahi lalat terdapat di Dada, memiliki gambaran keras hati.
Jika tahi lalat terdapat di Lengan, memiliki gambaran berani, kuat, pendiam.
Jika tahi lalat terdapat di pergelangan tangan, memiliki gambaran suka sesumbar, tidak bisa menyimpan uang.
Jika tahi lalat terdapat di lutut kanan atau kiri, memiliki gambaran periang, kuat berjalan.
Jika tahi lalat terdapat di pundak kiri, memiliki gambaran penyabar, teliti, punya pendirian tetap.
Jika tahi lalat terdapat di telinga kanan, memiliki gambaran tidak pelit, punya kemauan keras.
Jika tahi lalat terdapat di telinga kiri, memiliki gambaran mudah tersinggug, cepat marah.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Web Hosting